Novel Menikahi Seorang Mafia by UF AloeVera996 full episode
Novel Menikahi Seorang Mafia by UF AloeVera996 full episode. Dulu novel ini di publish di Wattpad dengan judul MAFIA AND MUSLIMAH. Novel Ini bergenre Romantis . Kalian pecinta Novel wajib sekali membaca karya dari UF AloeVera996 . Novel ini pertama kali diterbitkan di situs baca online (dreame) .
Detail Novel
Judul : Menikahi Seorang Mafia
Penulis : UF AloeVera996
Genre . : Romantis, fiksi
Source : Dreame
Tahun. : 2020
Sinopsis Novel "Menikahi Seorang Mafia "
Dor ....
Srett ...
Suara tembakan pistol dan sayatan pisau berpadu di ruangan
yang sangat luas dengan besi sebagai dindingnya.
“Hancurkan seluruh keluarganya!” Suara dingin yang menusuk
keheningan membuat jantung siapa saja berdetak di atas normal.
“Apakah harus?” Pria dengan kacamata yang baca yang sangat
menawan bertanya santai, sambil mengelap pisau yang baru saja
digunakan untuk mengeluarkan organ musuh mereka.
“Harus! Dia sudah berani untuk berniat membunuhku bukan,
jadi kita lenyapkan semua keluarganya. Karena di antara mereka nanti
pasti akan ada yang ingin balas dendam,” jelas pria bermata biru tegas.
“Baiklah.” Hanya kata itu lalu mereka semua pergi, meninggalkan
pria bermata biru itu sendirian.
Darel, pria dengan hati dingin tak tersentuh. Kepribadian yang
sangat kejam. Hanya memikirkan satu hal dalam hidupnya—Dia harus menjadi penguasa di seluruh dunia.
Mungkin keinginannya itu sudah terkabul sekarang. Pasalnya
bahkan para pejabat di kotanya, New York, tunduk di bawah kakinya.
Semua ada di tangan Darel. Laju perekonomian kota tersebut
adalah miliknya. Di setiap perusahaan dia memegang saham kedua
tertinggi setelah CEO. Bisnisnya bergerak di segala bidang, fashion,
pertambangan, bisnis gelap, teknologi dan banyak lagi.
Semua itu mengantarkannya pada puncak kejayaan yang diidamidamkan banyak orang.
Dan yang paling membuat dia kaya, adalah bisnis gelap yang
dia laksanakan. Penjualan narkoba berskala internasional, penjualan
organ tubuh secara ilegal. Club malam yang ada di mana-mana,
penjualan senjata ilegal, dan perusahaan gelap lainnya. Semua itu
menghasilkan kekayaan yang tak akan habis selama tujuh turunan.
“Tuan, polisi perbatasan menangkap orang-orang kita yang
sedang membawa barang ke Cina.”
Darel tersenyum iblis, dengan pelan dia melangkah ke arah
bawahannya yang membawa berita buruk untuknya.
Srettt ....
“Orang bodoh tidak pantas hidup!” Darel melangkahi mayat
bawahannya itu dengan tenang seolah orang itu hanya tidur. Itulah
Darel. Dia benci kegagalan dan berita buruk, maka yang menyampaikan
berita itu harus mati.
“Zave, cepat urus masalah di perbatasan, habisi semua polisi
bangsat itu!” Orang yang diperintah Darel tadi langsung pergi
menjalankan tugas.
Setelah pria yang bernama Zave tadi tak terlihat lagi, Darel
bersandar pada kursi kebesarannya. Untuk mengurangi lelah karena kertas-kertas yang mampu menghasilkan pundi-pundi uang.
Tok ...
Tok ...
Tok ...
Baru sebentar dia istirahat, pintu ruangannya sudah diketuk lagi,
dengan malas dia membuka matanya.
“Masuk,” jawabnya malas.
“Maaf, Tuan, Pak Aditama ingin bertemu dengan Anda,” ucap
sekretarisnya dengan menunduk.
“Dasar, Pecundang! Masih berani dia memperlihatkan wajah
menyedihkannya itu di depanku. Suruh dia masuk.”
Sekretaris Darel keluar dengan menunduk dan mempersilakan
pria paruh baya keturunan Indonesia itu untuk masuk.
“Apa yang kau inginkan?” Darel menatap malas pada pria di
depannya ini malas.
“Pak, saya mohon, jangan masukan saya ke penjara, saya akan
membayar semua utang-utang saya ke bapak.” Pria itu bersimpuh di
depan meja Darel dengan raut menyedihkan.
“Hahahaha, aku suka orang yang bersimpuh di kakiku,” Darel
tertawa senang. “Memangnya apa yang kau punya? Aku akan
membebaskanmu kalau tawarannya menarik.” Darel menatap pria di
depannya ini tenang.
“Aku punya beberapa properti, Tuan. Kalau Anda mau saya akan
menyerahkan semua harta saya. Rumah mobil, villa dan—”
Darel memberikan tanda stop dari tangannya lalu menatap pria
paruh baya itu sinis.
“Meski kau menjadi miskin sekalipun, itu tidak akan cukup. Tapi
ya, aku tetap akan mengambil semua propertimu nanti. Tapi tetap akan memasukkanmu ke penjara.” Darel kembali fokus ke kertaskertas di depannya.
“Kumohon, Pak, atau setidaknya, beri saya waktu untuk melunasi
semua utang saya,” pria paruh baya itu memohon.
“Hah, menjijikkan. Baiklah Aku memberimu waktu satu bulan.
Lunasi segera atau kau akan mendekam di penjara paling buruk di
Dunia.” Darel bersuara malas.
“Baik, terima kasih, Tuan.”
Tanpa menunggu lebih lama, pria paruh baya itu segera keluar
dari ruangan yang bisa disebut neraka itu. Sementara Darel kembali
menekuni pekerjaannya.
Setelah menyelesaikan semuanya, Darel berlalu pergi ke suatu
tempat, tempat yang sering dia kunjungi saat perasaaannya senang.
{}
Tanah yang lapang dan luas itu, begitu sunyi, hanya terdengar
suara pohon yang menari tertiup angin. Daun-daun yang sudah kering
berjatuhan menimpa dua gundukan tanah yang atasnya bertuliskan
Davie Ardiaz dan Vanie Janie Ardiaz.
Seorang anak lelaki berdiri di tengah-tengah makam tersebut,
matanya menatap makam Davie dengan raut kasih sayang dan
kerinduan dan menatap makam Vanie dengan wajah penuh akan
kobaran kemarahan dan kebencian.
“Lihatlah, Vanie, semua orang bersujud di kakiku. Mereka
memohon agar hidup. Dan memohon harta padaku.” Senyum sinis
tampil di bibir pria itu–Darel.
Vanie Janie Ardiaz, wanita yang begitu dibenci Darel, sekaligus
sebagai wanita yang menghadirkannya di dunia ini. Kebencian tampak
memenuhi mata Darel. Hal ini bermula saat sang ibu begitu tamak akan harta.
Meninggalkan dia sendirian dengan anak yang berumur enam tahun
dengan sang ayah karena mengejar harta. Darel kecil hidup tanpa
kasih sayang, dia memohon mengiba dan meminta supaya sang ibu
memberikan sedikit kasih sayang, namun tak pernah diberi walau
sedikit.
Karena hal itulah, dia membenci setiap wanita. Baginya wanita itu
makhluk yang paling tak setia, karena itu dia tak pernah menghargai
wanita. Semua wanita dia permainkan. Dan karena hal itu pula, sifat
Darel begitu kejam.
“Daddy, Darel yakin, Daddy tenang dan bahagia di alam sana.”
Darel mengusap kuburan daddy-nya dengan penuh kasih sayang dan
berlalu pergi. Entah karena alasan apa, hatinya terasa sakit. Mata itu
menatap kosong penuh penderitaan dan kesedihan. Sedetik kemudian
seolah tersadar dia berlari dari pemakamam itu mengabaikan matanya
yang mulai memanas dan hatinya yang terasa sesak.
{}
Di sisi lain...
“Annisa, ayo kembali ke kelas.” Gadis dengan kerudung sederhana
itu mengulurkan tangannya kepada gadis yang menatap Al-Qur’an di
tangannya dengan fokus.
“Maaf, aku mau selesaiin baca ini dulu,” balas gadis dengan
kerudung panjang itu dengan satu senyum manis.
“Ok, tapi usahakan cepet ya, atau kamu bakalan ketinggalan
jamnya mrs. Mustika.”
“Iya.” Lalu gadis dengan mata teduh itu mulai menenggelamkan
dirinya dalam bacaan ayat-ayat Allah yang keindahannya tak terhingga.
Tak ada kekhawatiran akan terlambat di dalam dirinya. Pikirannya sepenuhnya fokus pada bacaan ayat suci Al-Qur’annya. Setelah selesai
satu juz, gadis itu bergegas ke dalam kelas yang dia tinggalkan.
Tok ...
Tok ...
Tok ...
“Masuk,” balasan suara di sebrang sana.
“Maaf saya terlambat.” Gadis itu menundukkan kepalanya.
“Sudah biasa. Sana buruan duduk kalau masih mau ikut jam saya,”
balas dosen dengan baju super ketat itu garang. Dia terkenal sebagai
dosen paling disiplin dan tegas di universitas ini.
“Terima kasih.” Gadis itu duduk di kursi yang kosong lalu mulai
menulis materi penting dari dosennya.
Setelah sekian lama, akhirnya jam Mrs. Mustika selesai. Gadis
yang satu-satunya memakai kerudung panjang itu mulai bersiap
untuk pulang.
“Annisa, mau ikut kita ke mal gak?” tanya salah satu gadis yang
memakai kerudung biasa di sampingnya.
“Maaf ya, aku harus sampai tepat waktu nanti,” balas gadis yang
bernama Annisa itu dengan senyum manisnya.
“Oke, aku duluan ya?” Gadis mungil itu melambaikan tangan ke
Annisa, yang dibalas hanya dengan senyuman manis.
Annisa Faiha, yang artinya anak perempuan yang memiliki banyak
kelebihan. Nama yang sangat sederhana. Entah berapa banyak kaum
muslimah yang memiliki nama Annisa, namun walaupun begitu,
Annisa tetap bangga akan namanya. Walaupun namanya bukan nama
besar yang ada marga di belakangnya yang menunjukkan kalau dia
anak dari keluarga terhormat atau apa pun itu.
Baginya, nama yang diberikan oleh kedua orangtuanya itu adalah nama terbaik
Gadis dengan wajah yang lembut, mata yang selalu memancarkan
sinar bahagia. Dan tangan yang sering menyentuh Al-Qur’an. Mulut
mungil yang tak bernah berucap kotor dan keras. Dia seorang
muslimah sejati.
Dia bukanlah, gadis yang spesial, bukan anak pejabat, pesiden,
atau pebisnis handal. Dia seorang yatim piatu dan sekarang tinggal
bersama pamannya. Sejak umur dua belas tahun, saat kedua
orangtuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan, Annisa di rawat
oleh pamannya yang ada di New York.
Ya, New York, kota terpadat di Amerika Serikat, dan pusat wilayah
metropolitan. Di sanalah ia tinggal. Walaupun kota ini anti islam, tapi
Annisa tetap menjadi muslim yang taat, berpegang teguh pada ajaran
Islam.
{}
Annisa melangkah ke arah rumah besar dengan taman yang luas
nan hijau itu dengan lamban.
“Assa—”
“Hei! Dasar anak gak tau diuntung ya kamu, kenapa jam segini
baru pulang?! Cepat masak sana.” Belum selesai dia mengucap salam
Bibi, dan kakak sepupunya sudah membentak dan menatapnya
garang. Seperti inilah kehidupannya selama ini, penuh akan bentakan.
“Maaf, Bi, Annisa tadi—”
“Alah udah, gak usah banyak alasan, cepat masuk! Dan masak
sana.”
Dengan patuh Annisa masuk ke dapur dan langsung memasak.
Tak ada keluhan ataupun bantahan, yang keluar dari bibirnya, dia
menjalani semuanya dengan ikhlas. Setelah beberapa jam semua makanan sudah jadi dengan baik
dan tampak sangat lezat.
“Bibi, makanannya udah siap.”
“Ok, dan aku ingatkan lagi, panggil aku, Aunty.”
“Iya, Aunty.” Annisa menundukkan kepalanya dalam.
Mereka makan dengan lahapnya. Ini lagi keistimewaan Annisa
dia sangat pandai memasak.
Annisa hendak pergi ke kamarnya saat sebuah suara
menghentikannya.
“Annisa, kamu gak mau makan bareng kami?” Annisa menoleh
pada suara yang sangat ia kenal —pamannya.
“Annisa mau sholat, sama ganti baju dulu,” Annisa menjawab
dengan senyum manisnya.
Pamannya menatap Annisa dari kepala sampai kaki, dia sadar
bahwa Annisa disuruh masak tanpa istirahat, bahkan untuk mengganti
pakaian. Pamannya hanya mengangguk, dan pergi ke meja makan.
Melihat itu Annisa segera berlari ke kamarnya.
Kamar yang sangat kecil, hanya ada satu ranjang dari kayu, satu
lemari dan meja kecil. Sangat tak sesuai dengan rumah yang sangat
luas ini. Bahkan tempat pembantu pun lebih bagus dari kamarnya ini.
Annisa tak sekalipun mengeluh akan hal itu, baginya sudah hidup,
dibiayai dan disekolahkan. Itu sudah cukup.
Mata Annisa beralih pada Foto yang terpasang di kamar itu, foto
besar yang di dalamnya terdapat sepasang suami istri dan gadis kecil
yang mungil.
Dia selalu tersenyum dan semangat saat melihat foto itu, foto
keluarganya.
Apalagi saat melihat sang ibu, dia sangat menyayangi ibunya tersebut, matanya selalu memancarkan sinar bahagia kala melihat
wanita yang melahirkannya.
Ibunya selalu memberikan nasihat yang sangat berguna dan
menjadi kekuatannya selama ini.
Jadilah manusia yang kuat, jangan mengeluh akan apa pun,
karena itu sama saja dengan tak menerima takdir Allah, teruslah
tersenyum dalam keadaan apa pun. Syukuri semua hal, itu semua
takdir Allah.
Itulah serentetan kata yang membuat gadis ini begitu kuat.
Itulah Sedikit Cerita Dari Novel Menikahi Seorang Mafia karya UF AloeVera996 . Oh iya sebenarnya masih panjang kelanjutan ceritanya. alur ceritanya sangat menarik. penulis novel ini merangkai kata-kata nya bikin kita masuk ke jalan ceritanya.
Cara baca novel Menikahi Seorang Mafia full episode
Pertama kalian intall dulu aplikasi dreame di PlayStore/AppStore. Kemudian cari katalog Menikahi Seorang Mafia . Oh iya siapkan coffee ya sambil membaca novel ini. Atau kalian bisa lakukan download file Pdf nya. Kalian bisa download dibawah ini
Novel Menikahi Seorang Mafia .pdf
Komentar (0)
Post a Comment