Novel Sleeping with My Boss karya Nevnov pdf

 Download Novel Sleeping with My Boss karya Nevnov

Full Novel Sleeping with My Boss karya Nevnov pdf. Novel Ini bergenre fiksi ,romantis dan adult (adegan dewasa). Novel ini paling banyak dicari di kalangan Anak Muda. banyak pembaca di Wattpad yang menyukai novel ini.

Detail Novel

Judul      : Sleeping with My Boss  
Penulis   : Nevnov
Genre.    : Fiksi , Romance, adult
Source   : Wattpad
Tahun.    : 2020


Sinopsis Novel "Sleeping with My Boss "

”Percintaan panas antara Davina sang sekretaris dengan Kenzo, boss-nya. Romantisme yang bikin baper dan lucu "

'Suara ketikan keyboard terdengar nyaring di ruangan yang sunyi. Seorang wanita berkacamata dengan rambut dikuncir kuda, terlihat serius mengetik. Jemarinya yang lentik bergerak lincah dengan mata menatap intens ke layar komputer. Telepon di atas mejanya berdering, ia meraih gagang dan menjawab tenang.


                              
"Iya, Pak?"                                


                              
"Bisa kamu ke ruanganku sekarang?" Suara laki-laki yang dalam terdengar dari ujung telepon.


                              
"Baik." Ia menjawab singkat. 


                              
Ia bangkit dari kursi, meluruskan rok-nya yang kusut dan melangkah menuju pintu yang tertutup di depannya. Setelah mengetuk sebentar, tangannya terulur membuka pintu.


                              
"Davina, aku lupa memberitahumu sesuatu. Malam ini ada pesta di kediaman keluarga Djoko."


                              
Davina menatap boss-nya yang berdiri di dekat meja besar. Laki-laki tampan berusia awal tiga puluh dengan rambut berpotongan rapi dan rahang tegas. Bola mata laki-laki itu berwarna kecoklatan yang menunjukkan ada garis keturunan dari orang luar. Meski ia tak tahu dari Negara mana tepatnya.


                              
"Apa yang Bapak butuhkan?" Davina bertanya hormat pada boss-nya. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling dan mulai bergerak untuk membersihkan putung rokok di atas meja sofa. Merapikan dokumen di meja boss-nya dan mengelap permukaan meja yang kotor menggunakan tisu.


                              
"Menurutmu hadiah apa yang tepat untuk keluarga Djoko?" Laki-laki itu bersendekap dan menatap sekretarisnya yang sibuk berbenah.


                              
"Ada anak? Bagaimana keluarganya?"


                              
"Anak satu, perempuan awal dua puluhan."


                              
"Bawa bunga kalau begitu. Seorang perempuan tak akan menolak seikat bunga." Davina meneggakkan tubuh, memandang laki-laki yang kini menatapnya serius.


                              
"Ada satu lagi yang kamu lupa, Davina."


                              
Davina mengerutkan kening. Menatap Boss-nya yang bernama Kenzo Aditama. Ia menebak-nebak  hal penting yang ia lupakan dan akhirnya mengerti apa yang dimaksud oleh sang boss.


                              
"Pasangan? Siapa yang kali ini ingin Bapak hubungi?" Davina berdiri sopan. Menunggu jawaban sang boss.


                              
Kenzo menegakkan tubuh, melangkah menunju dinding kaca yang menampakkan pemandangan dari lantai tujuh dan mulai berucap.


                              
"Tania, aku kurang suka, terlalu ribut. Fransiska, jangan dia. Terlalu banyak meminta. Feminia, cantik tapi otaknya kosong."


                              
Davina mendesah, nama-nama wanita yang baru saja disebut adalah para artis atau model yang biasa dikencani oleh sang boss. Dan, kini Kenzo malah menolak para wanita itu. Seketika, Davina merasa pusing harus mencari pasangan lain untuk boss-nya. Untunglah ia mempunyai kontak luas dengan para agency artis, sehingga hal itu bukan masalah besar. Justru masalah terbesar adalah selera sang boss soal wanita yang tak bisa ditebak.


                              
"Jadi, apa saya harus mencari wanita lain?"


                              
Kenzo menoleh, menatap sekretaris kesayangannya. Davina sudah bekerja dengannya hampir lima tahun. Menggantikan sekretaris lama yang dulu adalah pegawai sang ayah. Selama ini pula, Davina yang membantunya mengurus banyak hal. Ia berpikir, entah apa jadinya dia jika bekerja tanpa Davina.


                              
"Aku dengar, anak perempuan Pak Djoko terkenal arogan. Dia tidak akan suka jika ada wanita yang menyaingi kecantikan dan ketenarannya sebagai seorang model." Kenzo melangkah, memegang bahu sekretarisnya yang kebingungan dan berkata riang. "Kamu yang akan mendampingiku malam ini."


                                              
                        
Davina melongo. "Pak, ini kan pesta penting. Biasanya juga saya selalu ada di pesta-pesta yang Bapak hadiri."


"Memang, tapi tersembunyi. Kali ini tidak, kamu mendampingi sebagai patner resmi." Kenzo berbalik, wajah tampannya berseri-seri. "Kamu harus membantuku, Davina. Proyek kerja sama kita dengan Pak Djoko sangat penting. Kalau ini berhasil, pembuatan stadion olah raga di daerah  Jawa Tengah, kita yang akan menyediakan bahan baku bangunannya."


Seakan tidak melihat wajah Davina yang melongo bingung, Kenzo merentangkan ke dua lengannya. "Ayo, sana. Kamu beli gaun di butik. Aku jemput jam 7.30 di rumahmu."


"Serius, Pak?"


"Iya, buruan!"


Davina menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan.  Otaknya berputar tentang banyaknya pekerjaan yang harus ia kerjakan. Sementara ia dipaksa untuk menemani ke pesta. Ia melirik jam di pergelangan tangan dan mulai menyusun rencana.


"Pak, tidak usah menjemput saya. Kita bertemu langsung di tempat pesta. Saya bisa bersiap dari kantor. Lagipula saya masih banyak pekerjaan yang belum selesai."


Kenzo mengangguk. Diam-diam kagum dengan dedikasi yang ditunjukkan sang sekretaris untuknya. "Baiklah, jam delapan kita bertemu di sana. Gunakan uang kantor untuk membeli gaun. Kali ini kamu dapat kelonggaran."


Davina mengangguk dan melangkah keluar dari kantor sang boss. Sesampainya di meja kerjanya, ia mengambil ponsel dan mulai memencet angka. Tak lama, suara temannya yang ceria terdengar menbahana di layar ponsel.


"Ada apa, Vina. Lo mau traktir gue makan malam?"


Davina mendengkus. Ia heran dengan jalan pikiran Rini, temannya itu. Hanya soal makan yang diperhatikan wanita itu.


"Gue mau ke pesta nanti malam. Temani Boss gue. Di tempat lo ada gaun yang cocok buat dipakai? Pesta semi formal."


"Aaah, lo menghubungi orang yang tepat. Baru tadi siang ada kiriman baju baru dari pusat. Jam berapa lo mau datang?"


Davina berpikir sejenak lalu menjawab. "Jam enam."


"Okee, gue tunggu."


Urusan gaun kelar. Ia kembali duduk di kursi dan mulai mengetik untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tepat pukul lima, Kenzo keluar dari kantor dan berpamitan untuk menemui seorang kolega sebelum pulang dan ke pesta.


Sepeninggal boss-nya, Davina masuk ke kantor laki-laki itu untuk memeriksa dokumen yang akan dikerjakan esok hari. Setelah merasa semua beres, ia mengemasi barang-barangnya dan bergegas menuju toko Rini. Hari ini ia sengaja menggunakan ojek online dan meninggalkan mobilnya di kantor,  agar lebih cepat sampai tujuan.


Sesampainya di toko, Rini mengeluarkan semua gaun yang dirasa cocok untuk dipakai Davina. Dari mulai off shoulder warna kuning gading, hingga gaun panjang menyapu lantai warna hitam. Sampai akhirnya, ia memilih gaun merah dengan bahan licin yang pas di tubuh. Tali pundaknya dijalin rumit hingga sedikit terbuka ke arah punggung. Elegan tapi sopan, dengan panjang gaun semata kaki. Lalu, memilih sepatu hak tinggi warna hitam yang ia anggap senada dengan gaun.


Setelah mandi di toko dan dibantu Rini, ia berhias secukupnya. Davina memantut penampilannya di cermin. Dia merasa heran sekaligus kagum dengan dirinya sendiri. Mengganti kacamata dengan softlens dan mengurai rambut hingga tergerai di pundak, berdampak pada penampilannya.


"Gilla, lo cantik dan sexy. Waah, jangan lupa gebet cowok kaya di sana."


"Hush, pesta demi perusahaan ini," elak Davina.


"Tetap saja, judulnya pesta."


"Gue buru-buru, jalan dulu. Bye!"


Davina meraih tas kecil untuk melengakapi penampilannya malam ini. Di dalamnya ada notes, pulpen, tisu basah, dompet, dan ponsel. Juga dompet kecil berisi obat-obatan. Siapa tahu mereka membutuhkannya malam ini.


Ia meninggalkan barang-barangnya yang lain di toko, meminta pada Rini untuk membantunya membawa pulang. Lalu, memesan mobil secara online untuk membawanya menuju tempat pesta. Ia berharap tidak terkendala macet. Di tengah jalan ia membeli buket bunga mawar untuk sang tuan rumah.


Untunglah, ia tiba di tempat pesta pukul delapan lima menit. Saat  memasuki ruangan pesta, ia celingak-celinguk untuk mencari sosok sang boss hingga tak menyadari tatapan beberapa tamu laki-laki yang terarah padanya.


Dari ujung matanya, ia melihat Kenzo sedang bicara serius dengan laki-laki yang ia kenali adalah teman akrab sang boss.


"Pak Kenzo, maaf saya datang sedikit terlambat. Ini bunganya." Ia menyerahkan bunga pada Kenzo dan laki-laki di depannya tidak bereaksi. Hanya menatap tajam.


"Pak? Ada apa?" tanya Davina ketakutan.


Kenzo menelengkan kepala lalu bertanya pada temannya. "Kamu kenal wanita ini?"


Temannya yang semua terdiam, kini mengulum senyum. "Aah, cantiknya Davina. Sama sekali nggak nyangka kalau kamu bisa berubah menjadi wanita sexy dan elegan seperti ini."

'

Baca Novel Full "Sleeping with My Boss "

Jika Kalin Ingin membaca Novel ini yang Full sampe tamat silah baca di Aplikasi Wattpad. Bisa di download di PlayStore/AppStore. 
Atau bisa juga kalian download file pdf ebooknya Di Sini

Komentar (0)

Post a Comment