Sinopsis [review] Buku novel Si Anak Pintar Karya Tere Liye
Sinopsis [review] Buku novel Si Anak Pintar aka Pukat karya Tere Liye . Buku ini merupakan buku yang ke 3 dalam Serial Keluarga Nusantara. Di Serial Keluarga Nusantara dibagi 6 novel ,
si anak kuat > si anak special > si anak pintar > si anak pemberani > si anak cahaya > si anak badai.
InfoBuku
Judul : Si Anak Pintar (Pukat)
Serial : Keluarga Nusantara #3
Isi Hal : 374hlm
Penulis : Tere Liye
Genre. : Novel,Fiksi , Manga, Family
Penerbit : Republika Penerbit
Tahun. : 2018
SinopsisButku
Pukat adalah anak laki-laki tertua dalam keluarga sederhana. Ia yang baru memasuki kelas 5 SD akan tetapi sudah memiliki pemahaman yang baik. Ia anak yang pandai, sering kali menjawab pertanyaan-pertanyan Burlian yang selalu ia tanyakan dimanapun dan kapanpun. Tak hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan Burlian, sering kali ia menggunakan kepandaiannya untuk memecahkan masalah ataupun membantu orang.
Petulangan pukat dimulai dari pertama kali ia dan Burlian menaiki kereta api, benda yang ia sebut-sebut sebagai ular besi. Banyak hal yang mereka dapatkan, pengalaman yang sangat mengesankan yang akan segera mereka hadapi. Berada di dalam ular besi yang menyenangkan dengan pemandangan hutan dan gunung yang berkelok-kelok indah. Hingga saat-saat penting yang mereka tunggu yaitu melewati terowongan panjang yang teramat gelap. Banyak hal yang terjadi di dalam ular besi tersebut. Salah satunya yaitu karcis Burlian yang hilang, hingga Bapak bertemu dengan kawan lamanya, Sipahutar. Beruntunglah, masalah karcis Burlian yang hilang dapat teratasi karena memang Bapak adalah sahabat dekat Sipahutar.
Mereka melewati terowongan yang gelap dengan mitos simata merah, Pukat dan Burlian sepakat menutup mata mereka, selang beberapa menit kereta yang mereka tumpangi tiba-tiba terdengar suara letusan senjata yang bersahutan sekaligus kereta berhenti mendadak ditengah-tengah terowongan yang gelap gulita. Ternyata semua ini adalah ulah sekawanan perampok yang hendak menjalankan aksinya di dalam ular besi. Dengan aturan main, 2 orang memegang karung sedang penumpang memberikan semua benda berharganya. Tak seorangpun di dalam kereta api boleh bergerak, jika bergerak maka akan segera dilempar keluar kereta. Di tengah-tengah aksi perampokan Pukat menaburkan bubuk kopi yang berada dipangkuannya, kopi ditaburkan di celana dan sepatu perampok. Hal inilah yang akhirnya membantu polisi untuk menemukan kawanan perampok yang merugikan banyak pihak. Karena kecerdikannya, komandan polisi kagum dengan ide dan aksinya hingga komandan polisi tersebut menjulukinya dengan nama “si anak jenius”.
Novel yang ditulis oleh Tere Liye ini menceritakan tentang kesederhanaan hidup, memberi pemahaman bahwa untuk mencapai sesuatu yang tinggi ditengah kesederhanaan bukanlah suatu halangan akan tetapi sebuah tantangan, bagimana menghormati cita-cita dengan kejujuran. Contoh kecil yang ada dalam novel ini adalah ketika pukat harus mengambil pulpen yang dibelinya sewaktu anak pemilik warung sedang sakit sehingga pemilik warung mengharuskan menutup warung dan menjaga anaknya. Sang pemilik warung mengizinkan Pukat untuk mengambil sendiri barang yang diperlukannya. Di sekolah ia dikenal sebagai anak yang pintar dan mudah bergaul sehingga ia memiliki banyak teman. Raju menjadi teman karibnya 5 tahun terakhir.. Meski banyak perbedaan pendapat di antara mereka akan tetapi mereka bisa menyelesaikan masalahnya. Salah satu contonya adalah ketika mereka memiliki perbedaan pendapat hingga mereka saling bermusuhan. Saat Pukat memilki shio kambing dan Raju memiliki shio ayam. Pukat paling tidak suka dipanggil dengan sebutan “kambing” dan begitupun dengan Raju, ia sama sekali tidak suka dipanggil dengan sebutan “ayam”. Sebenarnya permasalahan sederhana yang berimbas besar pada persahabatan mereka dipicu dari rasa iri Raju terhadap Pukat, Pukat yang selalu baik dan pandai di mata Pak Bin dan teman-teman. Hingga suatu hari Wak Lihan mengadakan acara pernikahan anaknya hingga mereka bertemu di kedai gulai yang disediakan oleh Wak Lihan. Ketika mereka ditanyai hendak memakan gulai apa yang mereka inginkan mereka menjawab serempak “kambing” jawab Pukat begitu pula “ayam” kata Raju. Begitulah cara unik yang membuat mereka berdamai. Akan tetapi di tengah-tengah kehangatan persahabatan mereka, kampung mereka dilanda bencana banjir besar dan memisahkan dua insan yang telah lama membangun persahabatan.
Sekalipun Pukat merupakan anak yang baik akan tetapi bukan berarti ia selalu menuruti semua perintah Mamaknya. Ia pernah membantah saat disuruh menghabiskan sarapan. Pukat merasa bosan dengan menu yang hanya nasi dan kecap asin meskipun Mamaknya sudah mengingatkannya. Kisah kecil ini mengingatkan kita bahwa dalam kondisi apapun kita harus tetap mensyukuri nikmat yang telah diberikan TUHAN.
Pukat yang selalu penasaran akan hal baru, selalu berusaha mencari tahu teka-teki yang diberikan Wak Yati (kakak ayah Pukat) meskipun ia malas menjawab teka-teki yang diberikan Wak Yati karena teramat sulit untuk dipecahkannya.
Empat belas tahun kemudian Pukat berhasil menggapai cita-citanya untuk bisa bersekolah di Amsterdam dan ia berjanji akan segera kembali ke kampung halamannya untuk mengabdikan diri serta menjawab teka-teki yang diberikan Wak Yati. Sekalipun Wak Yati sudah jauh berada di alam yang berbeda akan tetapi Pukat akan menjawab teka-tekinya di atas pusaranya.
Di tengah cerita, penulis menghilangkan tokoh Raju sehingga yang diketahui oleh pembaca adalah Raju sudah meninggal. Tetapi setelah pembaca membaca akhir cerita, muncullah tokoh Raju yang ternyata ia masih hidup dan menjadi pilot sesuai dengan cita-citanya.
KeunggulanBuku
dalam buku ini belajarlah tentang bagaimana menghargai sebutir nasi dan
Tentang memaafkan atas sikap sahabat yang tidak menyenangkan, tentang tidak boleh ghibah atau membicarakan orang lain.
KutipanBuku
“Kau memang berbeda, Burlian. Kau selalu saja banyak bertanya, sampai kau malas berpikir sendiri.” (halaman 3)
“Kau tahu, keluarga, teman, dan lingkungan sekitar memberikan pengaruh besar dalam proses itu. Jika kau terbiasa memiliki keluarga, teman dan lingkungan sekitar yang baik, saling mendukung, maka kau akan tumbuh dengan sifat yang baik dan elok. Tidak jahat, tidak merusak. Siapa yang paling tahu kau memiliki sifat apa? Tentu saja kau sendiri. (Halaman 94)
"Kitalah yang paling tahu seperti apa kita, sepanjang kita jujur terhadap diri sendiri. Sepanjang kita terbuka dengan pendapat orang lain, mau mendengarkan masukan dan punya sedikit selera humor, mentertawakan diri sendiri. Dengan itu semua kita bisa memperbaiki perangai.” (Halaman 94)
“Tidak ada kehilangan yang paling menyedihkan di dunia ini selain kehilangan kejujuran, harga diri dan martabat.
Jika Kalian Ingin sekali untuk membaca buku Ini Tapi gak ada uang bisa pinjam punya teman kami atau Bisa download link Dibawah ini “Download novel Si anak Pintar Tere Liye.pdf” .
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Komentar (0)
Post a Comment