Novel The Bodyguard's Virgin Girl by Zenny Arieffka

 



  [Ebook] Novel The Bodyguard's Virgin Girl by Zenny Arieffka pdf . Novel Ini bergenre fiksi romantis . Kalian pecinta Novel wajib sekali membaca karya dari Zenny Arieffka . Novel ini pertama kali diterbitkan di Platfrom Wattpad. 


Detail Novel

Judul      : The Bodyguard's Virgin Girl

Penulis   : Zenny Arieffka

Genre .    : Fiksi, Romance, Kerajaan

Source    : Wattpad

Tahun.    : 2020


Prolog Sinopsis Novel "The Bodyguard's Virgin Girl"  

Gavin membuka matanya. Merasakan pening yang amat sangat. Sial! Rupanya semalam dia terlalu banyak minum hingga teler seperti ini. Padahal Gavin tak pernah seperti ini sebelumnya. Ingat, dia adalah kepala keamanan di istana ini. Tugasnya tak main-main, yaitu mengawal sepenuhnya Pangeran Axel William, Sang Putera mahkota. Tapi lihat, semalam dia malah tak bisa mengendalikan dirinya dan berakhir mabuk berat seperti sekarang ini.

                          

Gavin akhirnya duduk sembari memijit keningnya. Pada saat itu, Gavin baru sadar jika ada seseorang yang meringkut memunggunginya tepat di sebelahnya.

                          

Keterkejutan tampak jelas di wajah Gavin, membuatnya sedikit menjauh sembari mengingat-ingat apa yang terjadi semalam.

                          

Sial!!! Gavin mengumpat dalam hati saat potongan demi potongan kejadian semalam mulai menari dalam kepalanya.

                          

Semalam, dia memang tak ingin minum terlalu banyak. Karena Gavin memang selalu meningkatkan kewaspadaannya dan menghindarkan diri dari kejadian-kejadian seperti semalam. Tapi karena semalam Pangeran Axel lah yang mengajaknya minum, akhirnya Gavin tidak bisa berbuat banyak untuk menolaknya.

                        

Pangeran Axel memang sudah seperti sahabatnya sendiri. Sejak remaja, Gavin sudah masuk dalam sebuah pelatihan. Dia dilatih sepenuhnya di area istana ini karena tujuannya memang untuk dijadikan sebagai seorang pengawal. Karena kepiawaiannya dalam berbagai macam bela diri, dan menggunakan senjata seperti pisau dan pistol, Gavin terpilih menjadi seorang pengawal Sang Pangeran, dan karena kesetiaan dan pengabdiannya, kini dia diangkat sebagai kepala keamanan di istana ini, khususnya untuk Pangeran Axel.

                          

Keduanya cukup dekat, bahkan bisa dibilang, hanya Gavin teman dekat sang pangeran. Meski begitu, Gavin tidak sedikitpun menurunkan rasa hormatnya dan menganggap sang pangeran sebagai teman atau sahabatnya. Dia akan selalu melihat sang pangeran sebagai atasannya. Karena itulah saat semalam Pangeran Axel meminta untuk ditemani minum, Gavin tak bisa menolaknya.

                          

Lalu... bagaimana bisa dia berakhir dengan perempuan ini?

                          

Gavin mencoba menggali lagi ingatannya, tapi dia belum bisa mengingat apapun. Perempuan itu mulai bergerak, membuat selimutnya melorot hingga menampilkan kulit punggungnya yang halus dan seputih susu, lengkap dengan beberapa bekas kemerahan yang tertinggal di sana.

                         

Gavin menggelengkan kepalanya. Dia tak mungkin meninggalkan bekas-bekas itu, kan?

                         

Meski memiliki hati sedingin es, dan juga sekeras baja, tapi Gavin tidak menampik kenyataan bahwa dirinya adalah seorang pria dewasa yang juga terkadang membutuhkan sebuah kepuasan. Sesekali Gavin memuaskan dirinya di sebuah kelab malam dan mencari kepuasan sesaat di sana, jika dirinya memang sedang tak dibutuhkan di istana. Tapi saat ini... sial! Bagaimana bisa perempuan ini nada di area istana? Siapa dia?

                          

Gavin tak bisa menunggu lama dan mati penasaran dengan perempuan yang semalam dia tiduri tanpa bisa mengingatnya. Akhirnya, dengan kasar dia menggoncang tubuh perempuan itu hingga membuat perempuan itu bangun dan mulai menoleh ke arahnya.

                                                             

Gavin terpana dengan kecantikan sempurna yang tampak di sana. Dia bahkan sempat sedikit ternganga sebelum kemudian dia bisa menguasai dirinya sendiri. Dan kembali memasang wajah datar dan dinginnya.


Dengan arogan dia bertanya "Siapa kau?" Gavin bahkan mengabaikan ketelanjangan tubuh mereka, dan juga rona merah di pipi perempuan itu yang segera menarik selimutnya menutupi dadanya yang sempat serekspos.


"Saya..." perempuan itu tampak bingung menjelaskan diri.


"Kenapa kau bisa berada di sini? Di area istana ini? Dan di atas ranjangku?!" Gavin mendesak, mengintimidasi tanpa meninggalkan sedikitpun kearoganannya.


"Maaf, Tuan, saya..."


"Kau, bukan mata-mata yang dikirim untuk menyusup ke dalam istana ini, kan?" tuduh Gavin penuh kecurigaan. Pada saat bersamaan, secepat kilat Gavin meraih sesuatu yang tersedia di meja nakasnya. Sebuah pisau lipat kecil yang sebelumnya tak terlihat jika itu adalah sebuah pisau. Dalam sekejap mata, Gavin mengunci perempuan itu dan bersiap menyayat pembulu darah di leher perempuan itu. "Katakan, siapa kau?!" desisnya dengan nada tajam.


Perempuan itu tampak ketakutan, wajahnya berubah memucat dan suaranya mulai terpatah-patah "Saya... saya pelayan di istana ini, Tuan..."lirihnya.


Gavin lalu mengendorkan pertahanannya, dia mulai mengamati wajah perempuan itu, dan mencari-cari kebohongan di sana, tapi yang dia dapatkan hanya sebuah ketakutan.


"Aku tak pernah melihatmu di sini." Gavin mendesis lagi.


"Saya, pelayan Nona Audrey." Lirih perempuan itu lagi.


Gavin  masih mencari-cari kebohongan di wajah perempuan itu, tapi dia tak mendapatkannya. Selain memiliki berbagai keahlian dibidang akademis, Gavin juga seorang yang pandai menilai gerak-gerik lawannya hingga dia tak pernah salah dalam mengambil keputusan. Hal itulah yang membuat Pangeran Axel semakin nyaman bahkan memilih Gavin sebagai kepala keamanan di istananya.


"Kenapa kau bisa di sini?" tanya Gavin lagi.


Wajah perempuan itu yang tadinya pucat pasi karena ketakutan, kini menjadi merah padam karena pertanyaan itu. Gavin sempat mengangkat sebelah alisnya saat melihat perbedaan yang cukup jelas di sana.


"Semalam... kita..."


"Aku tidak peduli apa yang terjadi semalam. Yang kutanyakan, kenapa kau bisa berada di atas ranjangku?"


Perempuan itu terkejut dengan sikap Gavin, dia bahkan menatap Gavin dengan mata kecewanya. Sembari menelan ludah dengan susah payah, perempuan itu menjawab "Saya sedang dari Paviliun area utara, dan menuju ke bangunan utama, ketika tiba-tiba Anda datang dan menyeret saya ke rumah ini." Jawab perempuan itu dengan nada formal dan hormat sembari tampak menguatkan diri untuk menjelaskan semuanya.


Rumah yang ditempati Gavin ini memang dulunya hanya sebuah bangunan yang digunakan untuk gudang tapi tak terpakai, dan masih ada di dalam benteng di area istana. Lalu Gavin meminta pada Pangeran Axel agar dirinya diizinkan untuk tinggal di bangunan ini sendiri tanpa pengawal lain. Pangeran Axel tentu menuruti kemauan Gavin. Gavin merubah gudang tak terpakai ini menjadi rumah pribadinya, dan kini, untuk pertama kalinya dia mengajak seorang perempuan asing tidur di sini di atas ranjangnya.


Gavin mendengkus sebal. "Dengar, semalam aku tak mengingat apapun. Jadi kuharap, kau pun tak mengingat tentang kejadian semalam." Ucap Gavin kemudian.


Perempuan itu tak menjawab, tapi tampak jelas jika matanya sudah berkaca-kaca. Perempuan itu akhirnya memilih melepaskan diri, dan mulai memunguti pakaiannya. Dia membelakangi Gavin, dan mulai mengenakan pakaian pelayannya satu persatu. Gavin hanya terpaku melihatnya. 


Bahkan ketika perempuan itu menyelesaikan apa yang dia lakukan dan mulai menyanggul rambutnya yang tadi terurai berantakan. Gavin melihat bekas-bekas cumbuannya yang tampak jelas di sana. Membuatnya mengetatkan rahang karena marah. Gavin marah karena dia merasa seperti binatang yang tak bisa menahan nafsunya, dia lebih marah lagi saat tak bisa mengingat semuanya.


Perempuan itu bangkit, dan tampak menguatkan diri. Dia lalu menatap Gavin dan memasang wajah datarnya seperti yang dilakukan Gavin. Memberi hormat pada Gavin sebelum dia meninggalkan kamar Gavin tanpa mengucap sepatah katapun.


Untuk pertama kalinya, Gavin merasa terpancing kemarahannya karena sikap dingin seseorang yang ditunjukkan padanya. Dia melempar selimutnya dengan kesal. Pada saat itu, dia melihat bercak merah yang khas di atas ranjangnya. Tubuh Gavin menegang seketika melihat hal itu.


Dia bangkit dan tanpa mempedulikan ketelanjangannya dia mencari-cari sesuatu. Sial! Dia bukan pria tolol. Dia tidak mungkin melakukan hal itu dengan perawan tanpa sebuah pengaman, kan?


Itulah Sedikit Cerita Dari Novel The Bodyguard's Virgin Girl karya Zenny Arieffka . Oh iya sebenarnya masih panjang kelanjutan ceritanya. alur ceritanya sangat menarik. penulis novel ini merangkai kata nya bikin kita masuk ke jalan ceritanya. 


Cara baca novel The Bodyguard's Virgin Girl full 

Pertama kalian intall dulu aplikasi Wattpad di PlayStore/AppStore. Kemudian cari katalog  The Bodyguard's Virgin Girl. Oh iya siapkan coffee ya sambil membaca novel ini. Atau kalian bisa lakukan download file Pdf nya. Kalian bisa download dibawah ini

Novel The Bodyguard's Virgin Girl.pdf


Komentar (0)

Post a Comment