Sinopsis [review] Buku novel Si Anak Badai Karya Tere Liye
Sinopsis [review] Buku novel Si Anak Badai aka Zaenal karya Tere Liye. Buku ini merupakan buku yang ke 6 dalam Serial Keluarga Nusantara. Di Serial Keluarga Nusantara dibagi 6 novel ,
si anak kuat > si anak special > si anak pintar > si anak pemberani > si anak cahaya > si anak badai.
InfoBuku
Judul : Si Anak Badai (Zaenal)
Serial : Keluarga Nusantara #6
Isi Hal : 304hlm
Penulis : Tere Liye
Genre. : Novel,Fiksi , Manga, Family
Penerbit : Republika Penerbit
Tahun. : 2019
SinopsisBuku
Novel Si Anak Badai karya Tere Liye ini mengisahkan tentang anak laki laki bernama Zaenal atau kerap disapa Za yang berasal dari kampung Muara Manowa. Ia bersama teman temannya berusaha mempertahankan kampung halaman mereka yang hendak digusur karena akan dibuat pelabuhan. Mengapa judulnya "Si Anak Badai" ? Ini karena kehidupan mereka yang tidak lepas dari laut, julukan itu berasal saat mereka ikut melaut untuk menangkap ikan cakalang, nah ditengah laut lepas tersebut tiba tiba ada badai yang menerjang kapal mereka, Za bersama temannya Ode bahkan hampir terseret badai namun akhirnya mampu menyelamatkan diri dan muncul lah julukan "Si Anak Badai" untuk geng mereka.
Awalnya novel ini menceritakan kehidupan Zaenal dan keluarganya, Za adalah anak seorang pegawai kecamatan bernama Zul, ibunya yang bernama Fatma hanyalah ibu rumah tangga yang punya pekerjaan sebagai penjahit. Za punya 2 adik yang bernama Fatahillah dan Thiyah. Kehidupan keluarga ini layak dijadikan panutan keluarga dijaman sekarang dimana dalam mendidik anak anak dibutuhkan ketegasan namun jangan sampai ada kekerasan, misalnya seperti Mamak ketika memberi perintah Za dan Fat untuk mengukur baju Wak Sidiq, awalnya mereka menolak namun Mamak dengan ucapan yang tegas dan serius mampu membuat kedua anaknya untuk menurutinya. Selain itu dalam keluarga ini pula mengajarkan bagaimana menghargai Mamak atau Ibu sebagai orang yang banyak jasanya dalam sebuah keluarga, yang tugasnya bisa berlipat namun mampu dilakukan tanpa mengeluh sedikitpun, seperti menyuci baju, menyetrika, masak, mencuci piring, membersihkan rumah, dan Mamak masih mampu untuk cari tambahan uang dengan menjahit.
Kehidupan dikampung Manowa awalnya baik baik saja, lalu datanglah utusan yang mengaku dari provinsi membawa kabar akan membangun sebuah pelabuhan di kampung mereka, jelas saja warga kampung menolak. Sekalipun warga pada awalnya diberi iming iming tempat tinggal baru, mereka tetap menolaknya. Adalah Pak Kapten yang dianggap sesepuh kampung yang berani menyuarakan penolakannya hingga membuat utusan provinsi itu pulang dengan hati yang kesal sekaligus dendam. Masalahnya semakin bertambah rumit ketika tiba tiba ada perintah penangkapan Pak Kapten lantaran kasus yang melibatkannya dimasa silam.
Disaat sulit tanpa adanya Pak Kapten sebagai sesepuh kampung, warga hanya bisa pasrah menghadapi kenyataan bahwa tempat tinggal mereka sebentar lagi akan digusur. Bahkan ketika sekolah satu satunya dikampung itu dirobohkan tidak ada yang mampu berbuat banyak, membuat anak anak menangis karena sekolah mereka digusur.Tapi tidak untuk geng "Si Anak Badai" ini, mereka berusaha mencari cara untuk menggagalkan rencana pembangunan pelabuhan itu. Hingga akhirnya dengan kekompakan dan semangat membara meraka berempat, mereka mampu membawa bukti yang mampu menyelamatkan kampung mereka dari penggusuran.
KeunggulanBuku
Buku ini menyajikan sebuah kisah anak anak yang sangat inspiratif untuk ditiru anak zaman sekarang, dimana anak anak masih rajin ikut sholat subuh berjamaah, mengaji bersama, dan mereka termasuk anak anak yang berjiwa sosial. Mereka juga punya rasa setia kawan dan kekompakan yang tinggi, suka tolong menolong dan sekalipun mereka kadang bertengkar tapi mereka tidak menyimpan dendam. Bang Tere kalau buat kisah memang kreatif banget.
KutipanBuku
“Mamak menyuruh kita bertanggung jawab. Aku tidak mau pulang sebelum urusan ini selesai. Bisa panjang urusannya." (halaman 43).
“Seorang kawan tidak akan meninggalkan kawannya sendirian." (halaman 202).
"Kalian keliru kalau menyangka aku gagal mendapatkan ubi jalar warna ungu yang bagus-bagus. Ingatlah, selalu ada pertolongan Tuhan untuk anak sebaik aku." (halaman 175).
“Ayo habiskan makanan kalian. Bayangkan semua perjuangan Mamak, pasti akan terasa lezat." (halaman 122-123).
Jika Kalian Ingin sekali untuk membaca buku Ini Tapi gak ada uang bisa pinjam punya teman kami atau Bisa download link Dibawah ini “Download novel Si anak Badai Tere Liye.pdf” .
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Komentar (0)
Post a Comment